Keutamaam Shalawat dalam kehidupan sehari-hari
Lupa Bershalawat Meninggalkan Jalan Ke Surga
عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : مَنْ نَسِيَ الصَّلَاةِ عَلَيَّ، خَطِئَ طَرِيقَ الْجَنَّةِ.
(أخرجه ابن ماجه، وقال الألباني في صحيح ابن ماجه : حسن صحيح.)
(أخرجه ابن ماجه، وقال الألباني في صحيح ابن ماجه : حسن صحيح.)
◻Hadits diatas menerangkan bahaya lupa atau bahkan meninggalkan bershalawat untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berakibat kegagalan dalam menempuh jalan menuju surga. Dan ini merupakan ancaman yang amat serius.
❓Mengapa demikian?
Hal ini karena bershalawat merupakan amalan lisan yang mudah, kapanpun dan dimanapun seseorang bisa melakukannya. Ditambah lagi dengan lafazhnya yang mudah, sehingga benar-benar memudahkan untuk diamalkan. Atas dasar itu, bila seseorang sudah meninggalkan shalawat untuk Nabinya ﷺ , maka itu pertanda bahwa ia telah menjauh dari ajaran dan petunjuknya, menjauh dari ketaatan kepadanya.
Hal ini karena bershalawat merupakan amalan lisan yang mudah, kapanpun dan dimanapun seseorang bisa melakukannya. Ditambah lagi dengan lafazhnya yang mudah, sehingga benar-benar memudahkan untuk diamalkan. Atas dasar itu, bila seseorang sudah meninggalkan shalawat untuk Nabinya ﷺ , maka itu pertanda bahwa ia telah menjauh dari ajaran dan petunjuknya, menjauh dari ketaatan kepadanya.
Contohnya adalah amalan shalat. Didalam posisi tasyahud, terdapat bacaan shalawat. Dan bila seseorang sedikit, atau jarang, atau bahkan meninggalkan shalawat, itu artinya ia juga melalaikan dan meninggalkan shalatnya. Perkara meninggalkan shalat bukanlah urusan yang ringan, akan tetapi bisa menjerumuskan seseorang kedalam kekufuran.
❣Kita ketahui bahwa ketaatan kepada Rasulullãh ﷺ adalah bukti ketaatan seseorang kepada Allah Ta'ala. Sehingga bagi siapapun yang tidak taat kepada Rasul, tidak peduli dengan syariatnya, itu artinya ia juga telah lupa kepada Allah sekaligus melupakan sebab-sebab kebaikan dunia & akhirat, dan pastinya akan dipersulit untuk menuju surga.
Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik."
[Qs. Al-Hasyr : 19]
[Qs. Al-Hasyr : 19]
‼Dan orang yang demikian sifatnya, dikhawatirkan tergolong kedalam orang munafik.
Allah Ta'ala berfirman :
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik."
[Qs. At Taubah : 67 ]
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik."
[Qs. At Taubah : 67 ]
Padahal, diantara kewajiban umat Islam atas Rasulullãh ﷺ adalah memuliakannya, dimana salah satu bentuknya yaitu bershalawat untuknya.
Allah Ta'ala memerintahkan orang yang beriman agar bershalawat dan mengucapkan salam untuk Nabi-Nya ﷺ :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Qs. Al Ahzab : 56)
Seorang mukmin wajib mencintai Rasulullãh ﷺ dengan cinta yang melebihi kecintaannya kepada makhluk lainnya. Dan memperbanyak shalawat untuk Rasulullãh ﷺ merupakan tanda kecintaan seorang mukmin terhadapnya.
Rasulullãh ﷺ bersabda :
لايؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من ولده ووالده والناس أجمعين
"Seseorang diantara kalian belumlah beriman sampai cintanya kepadaku melebihi kecintaannya kepada anaknya, orang tuanya, dan bahkan seluruh manusia." (H.R. al Bukhari & Muslim)
⭕Bagaimana seorang mukmin tidak sering bershalawat untuk Rasulullãh ﷺ , lantaran ia senantiasa melaksanakan petunjuk Rasulullãh ﷺ dalam kesehariannya. Bahkan, ridha Allah dan Rasul-Nya selalu dikedepankan dari segala hal. Dia senantiasa berusaha untuk mempelajari agama Islam sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullãh ﷺ kepada para sahabat radhiyallahu 'anhum, mengamalkannya, mendakwahkannya -sesuai kemampuan-, bersabar, dan istiqamah diatasnya.
Semoga Allah memudahkan lisan kita untuk senantiasa bershalawat untuk Rasulullãh ﷺ karena pada hakekatnya shalawat merupakan suatu doa untuk Beliau ﷺ .
وبالله التوفيق.
والله تعالى أعلم.
Mari sebarkan....Berdakwah kepada agama Allah Azza wa Jalla termasuk keta’atan yang paling tinggi dan ibadah yang paling agung, ia membutuhkan dari seluruhnya cara-cara yang bermacam-macam, keikhlashan, kesungguhan, kesabaran untuk menyampaikan agama ini, mempertahankan dan memperjuangkannya dari kehancuran:
{يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2)} [المدثر: 1، 2]
_“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!”_
Jika bukan kita penganut agama Islam yang bekerja untuk agama ini, maka siapakah gerangan yang akan mengerjakannya?!
والله تعالى أعلم.
Mari sebarkan....Berdakwah kepada agama Allah Azza wa Jalla termasuk keta’atan yang paling tinggi dan ibadah yang paling agung, ia membutuhkan dari seluruhnya cara-cara yang bermacam-macam, keikhlashan, kesungguhan, kesabaran untuk menyampaikan agama ini, mempertahankan dan memperjuangkannya dari kehancuran:
{يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2)} [المدثر: 1، 2]
_“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!”_
Jika bukan kita penganut agama Islam yang bekerja untuk agama ini, maka siapakah gerangan yang akan mengerjakannya?!
Komentar
Posting Komentar