Dars 4

Edit dengan apl Dokumen
Membuat penyesuaian, memberi komentar, dan berbagi dengan yang lain agar dapat mengedit secara bersamaan.
LAIN KALIGUNAKAN APLIKASI
Dars 4 Isim Mu'rob dan Isim Mabni
 Transkrip Audio Durus Bina
 Dars 4 Isim Mu'rob dan Isim Mabni
------------------------------------------------------------------------------
Baik, kata yang termasuk mu'rob apa saja, maka kita yang pertama harus mengetahui bahwasanya mu'rob ini ada 2. Sebagaimana yang dijelaskan di awal, mu'rob ada yang berubah harokatnya dan ada yang berubah hurufnya. Apa saja isim yang mu'rob yang berubah harokatnya, maka ada 3 :
1. Isim mufrod, contohnya مُسْلِمٌ
2. Jamak taksir, contohnya طُلَّابٌ (dari طَالِبٌ) atau رِجَالٌ dari رَجُلٌ  مُسْلِمٌ
3. Jamak muannats salim, contohnyaمُسْلِمَاتٌ dan مُؤْمِنَاتٌ
Ini adalah contoh 3 bentuk mu'rob yang berubah harokatnya.
Artinya, isim mufrod (seperti مُسْلِمٌ ) terkadang kita temukan dalam bentuk dhommah ( مُسْلِمٌ ), terkadang fathah (مُسْلِمًا), terkadang kasroh (مُسْلِمٍ). 
Begitupun juga dengan jamak taksir misalkanرَجُلٌ jamak taksirnya adalah رِجَالٌ, makaرِجَالٌ ini bisa kita baca dhommah/dhommahtain, bisa fathah  رِجَالًا ،atau kasroh  رِجَالٍ . 
Begitupun dengan jamak muannats salim, bisa kita baca مُسْلِمَاتٌ dan bisa kita baca  مُسْلِمَاتٍ , akan tetapi khusus untuk jamak muannats salim ada kekhususan dimana dia tidak bisa berharokat fathah, berbeda dengan isim mufrod dan jamak taksir yang bisa "an", "in", "un" (muslimun, muslimin, musliman) bisaرِجَالٌ, bisa رِجَالًا , bisa رِجَالٍ. Berbeda dengan jamak muannats salim, ketika nashob dia tetap kasroh, jadi hanya 2 pilihan untuk jamak muannats salim, ada مُسْلِمَاتٌ ada مُسْلِمَاتٍ,   tidak ada مُسْلِمَاتًاَ.
Kalau contohnya dalam kalimat misalkan
جَاءَ رَجُلٌ
"Seorang laki-laki telah datang".
Karena rojulun seorang fa'il (subjek) maka dia harus rofa', tanda rofa' bagi isi mufrod adalah dhommah.
Kemudian, contohnya ketika nashob
رَأَيْتَ رَجُلاً
"Aku telah melihat seorang laki-laki".
Kenapa rojulan dibaca fathah? Karena kata "laki-laki" dalam kalimat رَأَيْتَ رَجُلاً merupakan objek, dan objek kaidahnya harus nashob dan tanda asal nashob adalah fathah maka dibacaرَأَيْتَ رَجُلاً .
Kemudian contoh isim mufrod dalam kondisi jar
مَرَرْتُ بِرَجُلٍ
"Aku telah berjalan dengan seorang laki-laki".
Karena kata rojulun didahului oleh huruf jar, maka dia berharokat kasroh.
Begitupun jamak taksir, contohnya
# ketika rofa' جَاءَ رِجَالٌ
# ketika nashob رَأَيْتُ رِجَالاً
# ketika jar مَرَرْتُ بِرِجَالٍ
Dan yang terakhir jamak muannats salim:
ketika rofa' جَائَتْ مُسْلِمَاتٌ
--> kenapa yang dipakai جَائَتْ? Karena kita tahu bahwasanya مُسْلِمَاتٌ adalah muannats maka kita menggunakan fi'il nya pun yang muannats.
# ketika nashob رَأَيْتُ مُسْلِمَاتٍ
# ketika jar مَرَرْتُ بِمُسْلِمَاتٍ
# Kalau kita perhatikan, ketika nashob dan jar sama, sama-sama dibaca kasroh, ini kekhususan untuk jamak muannats salim dimana dia tidak boleh dibaca fathah, ketika nashob bukannya berharokat fathah akan tetapi dibaca kasroh. Ini kekhususan bagi jamak muannats salim.
Baik, itu adalah 3 kata yang termasuk mu'rob,  yang mu'rob nya dengan harokat.
Adapun kata mu'rob yang mu'rob nya dengan huruf itu juga ada 3 ;
1. Tatsniyyah
2. Jamak mudzakkar salim
3. Isim-isim yang 5
Yang pertama tatsniyyah, sebenarnya sudah saya jelaskan tadi. Tatsniyyah ini ada 2 bentuk, ada yang "aani" dan ada yang "ayni" (مُسْلِمَانِ مُسْلِمَيْنِ) , ketika rofa' مُسْلِمَانِ , adapun مُسْلِمَيْنِ digunakan ketika nashob dan jar.
Yang kedua, jamak mudzakkar salim. Jamak mudzakkar salim termasuk isim mu'rob yang mu'rob nya dengan huruf, ada yang berakhiran "uuna" dan "iina" (مُسْلِمُوْنَ & مُسْلِمِيْنَ). Kaidahnya adalah yang berakhiran "uuna" itu untuk ketika rofa', adapun "iina"مُسْلِمِيْنَ misalkan, adalah untuk nashob dan jar, kaidahnya seperti itu.
Kemudian selain isim tatsniyyah&isim jamak mudzakkar salim, ada lagi 1 kelompok isim yang unik, disebut dengan isim yang 5. Isim yang 5 adalah 5 isim yang memiliki perubahan huruf yang agak unik dibanding kata yang lain yakni ada 3, ada wawu, alif dan ya. Kelima isim tersebut adalah
 -  akhun أَخٌ (saudara)
 -  abun أَبٌ (bapak)
 -  hamun حَمٌ (paman)
 -  famun فَمٌ (mulut)
 -  dzuu ذُوْ (yang memiliki)
Kelima kata ini bisa berubah menjadi 3 jenis, hurufnya bisa berubah menjadi wawu, misal
kalau أَخٌ, saudaraku misalkan أَخُوْكَ,  bisaأَخَاكَ, bisa أَخِيْكَ .
kalau أَبٌ, bisa أَبَوْكَ,  bisa أَبَاكَ, bisa أَبِيْكَ
Ini ke-3 kata yang termasuk isim mu'rob yang mu'rob nya itu dengan huruf.
Contohnya dalam kalimat misalkan ;
Kalau kita ingin mengatakan "Dua orang muslim telah datang", maka kita katakan جَاءَ مُسْلِمَانِ,  bukan جَاءَ مُسْلِمَيْنِ.  Karena kaidahnya kalau fa'il harus rofa' sedangkan tadi disebutkan untuk tatsniyyah yang digunakan untuk rofa' akhirnya "aani" bukan "ayni". Sehingga kita tidak boleh mengatakan جَاءَ مُسْلِمَيْنِ , yang boleh adalahجَاءَ مُسْلِمَانِ.  
Ketika nashob contohnya misalkan
"Aku telah melihat 2 orang muslim" رَأَيْتُ مُسْلِمَيْنِ.
Kenapa dibaca مُسْلِمَيْنِ? Karena memang kaidahnya, kalau kedudukannya sebagai objek maka harus nashob, maka yang digunakan adalah yang akhirannya "ayni", bukan yang "aani". Maka kita katakan رَأَيْتُ مُسْلِمَيْنِ bukanرَأَيْتُ مُسْلِمَانِ. 
Dan ke-3 ketika kondisinya jar, contohnya
"Aku berjalan dengan 2 orang muslim" مَرَرْتُ بِمُسْلِمَيْنِ
Maka yang digunakan adalah مُسْلِمَيْنِ bukanمُسْلِمَانِ. Berdasarkan kaidah kalau rofa' "aani" kalau nashob dan jar "ayni". 
begitupun juga dengan jamak mudzakkar salim ketika rofa' "uuna", ketika nashob dan jar "iina", contohnya
# ketika rofa' جَاءَ مُسْلِمُوْنَ
# ketika nashob رَأَيْتُ مُسْلِمِيْنَ
# ketika jar مَرَرْتُ بِمُسْلِمِيْنَ  
Kemudian isim yang 5 contohnya :
# ketika rofa' جَاءَ أَخُوْكَ (dengan wawu)
# ketika nashob رَأَيْتُ أَخَاكَ (dengan alif)
# ketika jar مَرَرْتُ بِأَخِيْكَ (dengan ya)
Jadi ada 3 variasi, akhuuka, akhooka, akhiika. Ini keunikan dari isim yang 5.
Ini kata-kata yang mu'rob, baik yang mu'rob nya dengan huruf dan yang mu'rob nya dengan harokat. 
Saya ulangi, untuk yang mu'rob nya dengan harokat ada 3; ada isim mufrod, jamak taksir dan jamak muannats salim. Adapun yang mu'rob dengan huruf; ada tatsniyyah, jamak mudzakkar salim dan isim-isim yang 5 (abun, akhun, hamun, famun, dzuu), ke-5 kata ini perubahannya ada 3 (dengan wawu, alif dan ya)
Apa kata yang masuk ke dalam kelompok mabni?
Maka ada beberapa kata yang masuk ke kelompok mabni, yang paling sering dijadikan contoh dalam buku-buku nahwu, isim yang termasuk mabni :
1. Isim dhomir, seluruh kata ganti dari huwa sampai nahnu selamanya akan seperti itu, selamanya huwa itu huwa, tidak pernah huwu atau huwi. Begitupun dengan hiya, selamanya akan hiya, tidak hiyu atau hiyi. Ini merupakan salah satu contoh isim mabni.
2. Isim isyaroh (kata tunjuk), semuanya juga mabni, selamanya haadza ya haadza, tidak pernah berubah. Begitu juga dengan haadzihi, selamanya akan haadzihi, tidak pernah haadzihu atau haadziha.
Barangkali ini pembahasan tentang isim mu'rob dan isim mabni.
Sebetulnya kalau kita membahas isim mu'rob dan isim mabni maka pembahasan mu'rob dan mabni berlaku untuk pembahasan fi'il,  tidak hanya bagi isim tapi juga dibahas untuk fi'il,  akan tetapi untuk pendahuluan maka cukup dijelaskan contoh-contohnya.
Dalam bentuk isim, yang penting kita tahu bahwasanya dalam bahasa arab ada 3 kata yang harokatnya bisa berubah-ubah atau hurufnya berubah-ubah atau kata yang tidak berubah sama sekali.
Sama dengan isim, ada fi'il yang harokatnya bisa berubah-ubah, ada juga fi'il yang selamanya akan dalam bentuk seperti itu apaun kondisinya.
Baik, saya rasa cukup untuk pelajaran kali ini.
----------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Isim Jamid

Model Indonesia yang Berani Foto Seksi

Hukum dan Adab Istinja